Existjambinews.com, Jambi – Persoalan Batu bara tak kunjung usai, persoalan terus beruntun terjadi, dan peristiwa yang paling sering terjadi adanya tongkang yang menghantam tiang penyangga jembatan.
Namun persoalan lain kini timbul akibat turunnya debit air Sungai Batanghari yang mejadi jalur lintas tongkang batubara yang berdampak terhadap penduduk yang bertani ikan dipinggiran sungai Batanghari.
Menyikapi kondisi ini, ketua Komisi Advokasi Daerah (KAD) Provinsi Jambi, Nasroel Yasier mendesak Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perhubungan untuk menghentikan angkutan tongkang yang mengangkut batu bara, yang merugikan petani kerambah ikan.
“ Komisi Advokasi Daerah mendesak Pemprov khusus Dinas Perhubungan menghentikan jalur Sungai Batanghari digunakan untuk angkutan batubara menggunakan tongkang” tegasnya
Alasan untuk menghentikan jalur tongkang bukan tanpa alasan namun karena semakin dangkalnya sungai Batanghari., dan juga merupakan tuntutan masyarakat.
“Turunnya debit air sungai mengakibatkan dampak pada petani kerembah ikan sebagainana, tuntutan masyarakat sepanjang aliran sungai, untuk itu pemerintah harus peka dan cepat merespon keinginan warga agar jangan sampai menimbulkan korban kerugian ekonomi rakyat kecil, apalah artinya untuk kepentingan pengusaha kelas atas jika merugikan ekonomi rakyat bawah” Nasroel Yasier mengungkapkan keprihatinannya.
Persoalan dan Insiden kapal tongkang yang bermuatan batubara pernah terjadi insiden, dan menabrak keramba ikan milik warga di Desa Pematang Jering, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Minggu (9/6/2024) sekitar pukul 15.00 WIB
.
Keramba ikan milik pun hancur akibat ditabrak kapal tongkang muatan batubara, usai menabrak, kapal tugboat penarik tongkang muatan batubara ini berhenti di tempat.
Insiden yang berulang terjadi memperpanjang daftar kecelakaan sungai oleh angkutan bara, semakin membuat resak masyarakat, terutama masyarakat yang beraktifitas dilintasan kapal tongkang dan masyarakat dipinggiran sungai Batanghari.
Kejadian yang terus berulang terjadi ini, kembali dapat tanggapan pemerhati sosial, Nasroel Yasier.
’’Ini yang kesekian kalinya, sejak tongkang menghantam tiang penyangga jembatan yang berulang ulang dan kini keramba masyarakat yang menjadi sasaran.’’
Nasroel Yasier meminta pemerintah kali ini harus tegas menentukan sikap untuk segera menghentikan angkutan batu bara lewat jalur sungai.
’’Untuk menghindari hal tersebut pemerintah harus berani mengambil tegas untuk menghentikan angkutan batubara melewati sungai batanghari, Janji untuk membuat jalan khusus batubara seharus pemerintah terus menerus menekan perusahaan untuk mempercepat mewujudkan jalan alternatif tersebut’’ujar Nasroel beberapa waktu lalu.( Fauzan )