Bunda…hanya dengan melihat lihat fothomu…aku mencoba merasakan hal hal indah dan bermakna…dalam hidupku…saat kau masih bersamaku ..bersama kami ….anak anakmu..
Perjuanganmu panjang…sendiri…namun kau mampu bertahan..hingga kami berempat mandiri..
Tegar…tanpa ada tangis dan air mata..saat kau berjuang…membesarkan ke empat anak anakmu..kau wanita perkasa..bagi dunia memang kau bukan siapa siapa..tapi bagi Kami ke empat anakmu…Kau adalah Dunia kami..
Dunia..yang mengajarkan kami melangkah, dunia yang memberi kami oksigen semangat…dunia yang membimbing ke dunia..yang sebenar benarnya…
Bunda aku belum sempat rasanya membahagiakanmu..atas semua cucuran keringat, nafas atau air matamu yang aku yakin selalu kau sembunyikan…demi menjaga semangat anak anak mu…
Bunda…teringat saat aku dan adikku Enni Hannan..masih kecil..kita tidur bertiga…kau di tengah di antara kami..aku dan enni selalu berebut agar kau tidur menghadap Kami…saat kau tidur menghadapku…adikku menangis..kau berbalik menghadap enni..gantian aku yang menangis..akhirnya kau tidur dengan wajah terlentang..sambil tetap memeluk kami berdua….hingga kami terlelap berdua dalam pelukanmu…
Bunda…sebagai seorang pendidik..seingatku tak pernah kau sekalipun meninggalkan tugasmu..pergi pagi pulang usai sholat dzuhur..itu yang kau lakukan bertahun tahun..untuk menafkahkan dan nenyekolahkan Kami..anak anakmu…
Pernah suatu hari…tak biasanya kau tak pulang tengah hari…aku dan Enni menunggumu di pintu rumah kita..hingga sore..aku gelisah..adikku cemas…kami menangis..kemana bundaku…??? aku takut kehilanganmu pada saat itu..namun kau hadir saat hampir maghrib…aku melihat mu lelah..ternyata kau masih harus bertanggungjawab dengan anak anak murid mu..untuk melatih tari mereka di luar jam tugasmu mengajar..yang akhirnya hari berikutnya anak anak muridmu..kau latih tari di rumah agar kami tak kehilangan sebagian harimu..perhatianmu terhadap anak murid dan anakmu..terasa bijak.. senyummu membuat air mata kami yang berlinang..terhenti..sambil memeluk dirimu..kau sangat berarti bagi kami..
Bunda…hal yang tak pernah kulupa..adalah kebiasaanmu, menghadiahkan sebatang atau dua batang kapur tulis..yang kau bawa sisa dari sekolah..dengan kapur tulis itu..aku belajar menulis dan menggambar..di lantai rumah kita…menggambar gunung..menggambar matahari…menggambar laut..menggambar sawah…dan menggambar manusia…dari kapurmu..kini kupunya hobbi menggambar…
Bunda…perjalananmu mendampingi kami berempat, Syahrul Pribadie, Syahlan Joko Bhaytansyor, Enni Hannan dan aku..adalah perjalanan luar biasa untuk seorang ibu, kondisi dan keadaan yang membuat kami prihatin dan mandiri…belajar dari semangatmu, itu yang menyebabkan anak anakmu dapat merasakan hingga bangku kuliah..
Bunda terekam dalam ingatanku, saat kita harus membagi 5..sebutir telur yang di dadar…sebagai lauk…bagianmupun…paling kecil dibandingkan telur dadar sebagai lauk Kami..
Bunda teringat juga..setiap subuh..kau nembungkus kacang kacang dalam pelastik, yang kau titipkan di kantin sekolahmu…rupiah demi rupiah..kau kumpulkan untuk uang sekolah dan berlanjut uang kuliah anak anakmu, hingga kami mandiri…
Bunda adalah nyawa kita, semangat kita..penerang saat kita dalam kegelapan…penghapus air mata saat kita bersedih…menyuapi kita saat beliau kelaparan…menidurkan kita saat beliau di dera kantuk karena bekerja seharian…namun tak ada keluh kesah…tak ada air mata..saat di rundung duka…setiap…saat mengkhawatirkan kita saat kita jauh…merawat kita saat kita sakit….untuk mereka yang masih memiliki orang tua…sayangi mereka…gunakan sisa kebersamaan untuk menyenangkannya…karena waktu bukan ruangan…kita tak bisa kembali kesana…jarum jam bisa kembali ke angka angkanya…tapi waktu tak bisa kembali sedetikpun….

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini