Beranda Peristiwa AK. Mahmud, Tokoh Pers Tertua di Jambi, Walau Telah Berusia 90 Tahun...
Exist Jambi News.Com – Seorang AK.MAHMUD yang kini berusia 90 tahun , yang sudah mendedikasikan 3/4 hidupnya di dunia JURNALIS.
Sejak saya belum lahir 1968, beliau sudah menjadi KETUA PWI PROVINSI JAMBI, sejak tahun 1963 hingga beberapa PRIODE, dan mendapat penghargaan dari Negara pernah menganugerahinya penghargaan di tahun 2017 langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, berupa PERS CARD NUMBER ONE (PCNO) karena pengabdiannya di dunia PERS hingga kini dan sampai mati.
PCNO diberikan kepada insan pers yang dinilai memiliki jasa dalam pengembangan dunia pers. Mereka adalah orang-orang yang memiliki dedikasi, integritas, dan profesionalisme di dunia pers.
Para penerima berasal dari sejumlah media massa, baik cetak maupun elektronik, serta tokoh yang aktif di organisasi wartawan.
Beberapa kriteria penerima PCNO adalah setidak-tidaknya menghasilkan karya jurnalistik yang diakui di tingkat Nasional terlebih lagi Internasional; menghasilkan karya jurnalistik bermutu, berupa tajuk, tulisan, foto/video berita dan karikatur; secara konsisten setidaknya dalam kurun waktu 25 tahun.
Alhamdulillah, ,om Akma Suryanagara kini beliau telah mencapai 90 tahun..saat itu masih bisa bersama dan bernostalgia dengan om Akma Suryanagara alias AK MAHMUD, mengenal beliau sejak sama sama di Jambi Independent tahun 1996, beliau bercerita banyak tentang perjalanan Jambi Independent, dari koran stensilan sejak era 80 an, hingga bergabung dengan Jawa Post, beliau faham sekali jejak Jambi Independent dari langkah pertama, karena beliau adalah sahabat sejatinya Bapak Syamsul Watir, orang tua Sakti Alam Watir, sahabat dekat Om Ak Mahmud,semasa bapak Syamsul Watir menjadi wartawan.
Dalam obrolan kami saat itu, ada hal yang masih menjadi pertanyaan saya, om Mahmud menyatakan , hingga usianya 90 tahun saat ini, beliau hanya memiliki dua sahabat, walau teman tak terhitung banyaknya.
Saat sayo tanyakan siapa nama Dua Sahabat om Mahmud, beliau hanya menyebut nama Syamsul Watir, saya tanyakan yang satu lagi, siapa sahabat satunya, beliau jawab, biarlah jadi rahasia hati beliau.
Perjalanan Independent sebagai koran mingguan kemudian melangkah ke koran harian (sebelum Jambi Independent) di mulai di awal tahun 90 saat bekerjasama dengan PERCETAKAN KAMENER, generasinya yang kini tetap eksis Percetakan Mulya Karya.
Kerjasama Kamener melahirkan Koran Independent yang terbit Harian dengan awal struktur pimpinan Perusahaan Bapak Syamsul Watir dan Pimpinan Redaksi Om Ak Mahmud, saat kerjasama dengan Percetakan Kamener dengan independent sedang diurus untuk terbit harian ke Jakarta, Bapak Syamsul Watir meninggal dunia di Jakarta, tapi kerjasama tetap berlanjut dan terbitlah Harian Independent, satu satunya koran harian, diantara koran mingguan Ampera dan Warta Masa pada saat itu, namun perjalanan dengan Percetakan Kamener tak berlangsung lama, dan berakhir sekitar tahun 1992.
Lewat rembukan ibu Miyarni Watir istri Bapak Syamsul Watir terus berjuang untuk terus menghidupkan Independent, dalam era 1993 melalui komunikasi dengan Bapak Ridha K Liamsi, sebagai grup Jawa Post yang berada di Sumatra, Riau Post adalah Group Jawa Post terbesar di Sumatra, selain Sumatra Ekspres dan media lain, akhirnya kesepakatan berjalan, dan Independent di tangani langsung Oleh Ibu Retno Watir, putri sulung bapak Syamsul Watir, sebagai Direktur sekaligus HRD Harian Independent, dan Om Mahmud hijrah kembali ke Palembang, menjadi Pimpinan Harian Garuda Post (mohon di koreksi kalau salah ) sedangkan yang menjadi Pimpinan Redaksi Independent saat itu adalah Bapak Agus Dahlan.
Namun jauh sebelum terbitnya mingguan Independent dan berenkernasi menjadi Jambi Independent, Om Akma Suryanagara dekade tahun 1960-an menjadi Wartawan Harian Sinar Harapan bersama sahabatnya Alm.H.Syamsulwatir M. Bahkan beliau secara bergiliran menjadi Ketua PWI Jambi beberapa priode.
Bulan September 1990 Bapak Syamsulwatir meninggal di Jakarta saat mengurus mingguan independent menjadi harian saat kerjasama dengan PT Kamener. tapi warisan terus berlanjut ke putri putri beliau, Retno Watir atau lebih familiar Uni Eet dan Bang Sakti Alam Watir atau di kenal bang Iik.
Tahun 89 itu saya, memang belum tergabung di Independent, karena masih berkuliah di Universitas Jambi Fakultas Pertanian Jurusan Sosiologi Ekonomi Pertanian, tapi beberapa kali saya sempat mampir dan nengirimkan Kartun atau puisi, yang juga sempat dimuat, namun honornya tak pernah saya ambil, karena tergantikan dengan kebahagiaan, saat karya kita terbit di koran pada saat itu.
Itulah sedikit perjalanan Jambi Independent, dan seorang yang jadi jejak PERS JAMBI dan Jambi Independent..AK MAHMUD, tak ada usia yang melebihi usia 90 tahun..dari semua yang pernah jadi keluarga besar Jambi Independent ..yang tersisa saat ini….(Pak Do)