Dalam sambutannya, Arif Munandar mengapresiasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi dan seluruh pihak terkait yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan Sensus Pertanian. Ia menekankan bahwa sensus ini bertujuan untuk memastikan data yang akurat dan terpercaya guna mendukung pembangunan sektor pertanian, terutama dalam rangka menjaga ketahanan pangan.
“Sensus Pertanian menjadi instrumen penting untuk menyediakan data yang berkualitas, akurat, dan terpercaya dalam merancang masa depan ketahanan pangan, yang akan mendukung tercapainya Indonesia yang berdaulat pangan,” ujar Arif Munandar.
Meski luas panen padi di Provinsi Jambi meningkat sebesar 1,38 persen pada tahun 2024, yakni mencapai 61.378,11 hektar dibandingkan tahun 2022, produktivitas dan produksi padi justru mengalami penurunan. Arif Munandar mengungkapkan bahwa produktivitas padi turun menjadi 44,73 kuintal per hektar pada 2023 dari sebelumnya 45,88 kuintal per hektar di tahun 2022. Produksi padi juga berkurang dari 277.743,83 ton pada tahun 2022 menjadi 274.557,09 ton pada tahun 2023.
“Fenomena alam seperti El Nino dan kendala dalam akses pupuk merupakan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini,” jelas Arif.
Pemerintah Provinsi Jambi tengah mengupayakan berbagai strategi untuk menghadapi masalah tersebut. Berbagai program dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan, termasuk cadangan pangan berbasis sumber daya lokal serta peningkatan kesejahteraan petani.
“Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat, diharapkan kita dapat memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Provinsi Jambi,” tambahnya.
Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen dan sinergi antar berbagai pihak dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan sektor pertanian di Provinsi Jambi.(NET)